Archive for May 2016

Kembalinya Kolonial Belanda

Berdasarkan konvensi London, Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda oleh Inggris th 1816. sejak itu Hindia Belanda (Indonesia) diperintah oleh Gubernur Jendral Van Der Capellen th 1816-1826, pada masa pemerintahannya penjualan tanah partikelir dihapuskan. Kemudian digantikan oleh ; Du Bus de Gisignies th 1826-1830, pada masanya ia memberlakukan sistim Tanam Paksa. Johanes Van Den Bosch th 1830-1833.

Sistim Tanam Paksa yang ditetapkan Van Den Bosch adalah aturan paksa menanam tanaman tertentu yang laku dijual dipasaran Eropa/ Internasional.

Ketentuannya adalah ;
  • Tanah milik rakyat seluas 1/5 harus ditanami dengan kopi, tebu, nila, tembakau, teh, karet dan pala.
  • Petani diberi kesempatan mengelola tanah lain untuk keperluan hidupnya.
  • Lahan yang dipakai untuk tanam paksa bebas pajak.
  • Kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah.
  • Rakyat yang tidak memiliki tanah, wajib mengganti dengan bekerja sebagai pekerja pada perkebunan pemerintah jajahan.
  • Hasil garapan diserahkan kepada pemerintah jajahan.
  • Dalam pelaksanaan terjadi banyak penyimpangan. Menimbulkan banyak kesengsaraan dan kecaman baik dari rakyat maupun bangsanya sendiri.

Penentang Tanam Paksa dipelopori oleh tokoh-tokoh Belanda ;

Dr Eduard Douwes Dekker (Multatuli)
  • Dr Eduard Douwes Dekker, melakukan kritik terhadap Tanam Paksa lewat karyanya dalam buku berjudul ‘ Max Havelaar ’, menggunakan nama samaran Multatuli yang artinya saya menderita.
  • Baron Van Hoevel, seorang pendeta yang pernah tinggal di Indonesia th 1847. dikenal sebagai pembela rakyat Indonesia dengan pidato-pidatonya di depan DPR Belanda.
  • Fransen Van Der Putte, menulis buku Suiker Contracten (kontrak-kontrak gula), isinya berupa kecaman-kecaman terhadap pelaksanaan tanam paksa di Indonesia.
  • P.Markus, seorang “A Market Van Indie” mengusulkan penghapusan tanam paksa karena menimbulkan penderitaan dan melanggar kebebasan.
  • L.Vitalis, seorang inspektur pertanian Belanda mengusulkan agar tanam paksa dihapuskan karena merugikan pertanian rakyat.
  • Dr.W.Bosch, pegawai Dinas Kesehatan Belanda mengusulkan agar tanam paksa dihapuskan karena menimbulkan kemiskinan rakyat.
Secara bertahap sistem tanam paksa kemudian dihapuskan. Misalnya ; tanaman lada th 1862, cengkeh th 1864, nila, teh, kayu manis th 1865, tembakau th 1866, kopi di Priangan th 1917.

Th 1870, secara resmi sistem tanam paksa dihapuskan, sebagai ganti Pemerintah Kolonial Belanda menerapkan Politik Liberal dikenal sebagai Politik Pintu Terbuka 1870-1900. Mulai saat itu pihak asing dari Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Cina dan sebagainya mendapat kesempatan menanamkan modalnya membuka usaha perkebunan di Indonesia.
  • Usaha perkebunan makin berkembang setelah diberlakukannya Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) th 1870, yang dikeluarkan perlemen Belanda dengan tokohnya De Waal. Tujuannya ;
  • melindungi para petani di tanah jajahan, agar tidak kehilangan hak miliknya atas tanah mereka dari penguasaan para pemodal asing.
  • memberi kesempatan kepada para pengusaha atau pemodal asing untuk menyewa tanah penduduk dalam rangka membuka usaha perkebunan.
  • membuka lapangan kerja bagi penduduk yang tidak memiliki tanah.
Dengan adanya UU Agraria, perkebunan di Jawa berkembang pesat, namun di Sumatera kesulitan tenaga kerja. Maka didatangkanlah tenaga kerja dari Jawa.

Th 1881, Belanda mengeluarkan Undang-undang “ Koelie Ordonantie “ yang mengatur para buruh. Buruh yang akan dipekerjakan di Sumatera harus melalui kontrak kerja, tidak boleh meninggalkan pekerjaannya sebelum habis kontraknya. Bagi yang melarikan diri diadakan ‘ Peonale Sanctie ‘ (hukuman).

UU Koelie Ordonantie mendapat kecaman dari Amerika Serikat. Akhirnya atas perjuangan Otto Iskandardinata dalam Volksraad, UU tersebut dihapuskan oleh Belanda.




Politik Etis (Balas Budi)




Sejak diterapkannya sistem tanam paksa di Indonesia, negeri Belanda memperoleh keuntungan yang luar biasa. Namun sistim ini dikecam oleh kaum moralis-liberal di Belanda. Diantaranya Conraad Theodore Van Deventer, yang menganjurkan Politik Etis. Th 1899, Van Deventer dalam majalah De Gids menyebutkan bahwa jutaan uang yang dihasilkan oleh Indonesia untuk negeri Belanda adalah satu hutang budi (Een Eereschuld) bagi Belanda. Hutang ini harus dibayar pemerintah Belanda dengan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pemerintah Belanda kemudian melaksanakan Trilogi Van Deventer yang meliputi tiga bidang pembangunan ; Edukasi (pendidikan), Irigasi (pengairan), Transmigrasi (perpindahan penduduk).

Pelaksanaan Trilogi Van Deventer ini diselewengkan oleh pemerintah Belanda menjadi Politik Assosiasi (pelaksanaannya hanya menguntungkan pemerintah Belanda). Namun, dibidang pendidikan, telah melakhirkan golongan intelektual / terpelajar bagi bangsa Indonesia.

Politik Etis dilaksanankan sejak abad 20. penyelenggaraan pendidikan Bumi Putera ditujukan untuk menghasilkan pegawai administrasi Belanda yang trampil, murah dan terdidik, kemudian hasilnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan industri.

Beberapa sekolah yang didirikan pada masa pemerintah Kolonial Belanda ;
Sekolah Rendah setingkat SD
  1. Europesche Lagere School (ELS), didirikan th 1817 lama belajar 7 th. Diperuntukkan bagi keturunan Eropa.
  2. Holiandisch Indlandische School (HIS) th 1914 lama belajar 7 th diperuntukkan bagi penduduk keturunan Indonesia asli.
  3. Tweed Klasse School (Sekolah Kelas Dua), 1892 lama belajar 3 th bagi masyarakat biasa.
  4. Eerste Klasse School (Sekolah Kelas Satu), 1914 lama belajar 4-5 th bagi golongan bangsawan Indonesia.
  5. Volks School (Sekolah Desa), 1907 belajar 3 th.
  6. Vervolg School (Sekolah Sambungan), 1914 sebagai sekolah lanjutan dari Sekolah Desa, lama belajar 2 tahun.

Sekolah Menengah setingkat SMP/ SMA

  1. MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs), merupakan sekolah rendah yang diperluas dengan lama pendidikan 3-4 th, didirikan th 1914.
  2. AMS (Algemeene Middelbare School), sekolah menengah umum lanjutan dari MULO, lama belajar 3-4 th, didirikan th 1915.
  3. Kweeks School, Sekolah Keguruan, lama belajar 6 th, didirikan 1851.
Pendidikan Tinggi
  1. OSVIA (Opleiding School Voor Indische Ambtenaren) Sekolah pendidikan pegawai pribumi (pamong praja) lama belajar 5 th, didirikan th 1900.
  2. STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen), untuk mendidik dokter Pribumi yang didirikan th 1902, lama belajar 7 th.
  3. GHS (Geneekundige Hooge School), sekolah tinggi Kedokteran, lama belajar 6 th, didirikan 1927.
  4. RSH (Rechtskundige Hooge School), Sekolah Tinggi Hukum yang didirikan th 1924, lama belajar 5 th.
  5. THS (Technische Hooge School), sekolah tinggi teknik, didirikan 1920. 


Perkembangan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam Muhammadiyah, lembaga pendidikan ini muncul pada masa Kolonial antara lain ; Hollands Inlands School (Sekolah Guru) di Yogyakarta, 32 buah sekolah dasar lima tahun, sebuah Schakel School, 14 buah madrasah. Lembaga ini juga mendirikan HIS Muhammadiyah, MULO Muhammadiyah, Madrasah Ibtidaiyah, dan Tsanawiyah Muhammadiyah.

Pendidikan Islam NU (Nahdatul Ulama), lembaga pendidikan yang didirikan oleh organisasi NU a.l ;
  • Madrasah Awaliyah dengan lama belajar 2 th,
  • Madrasah Ibtidaiyah dengan lama belajar 3 th,
  • Madrasah Tsanawiyah dengan lama belajar 3 th,
  • Madrasah Mu’alimin Wustha dengan lama belajar 2 th,
  • Madrasah Mu’alimin Lilya lama belajar 3 th. 

Peran Golongan Terpelajar


Dengan terbukanya wawasan pendidikan melahirkan para cendekia bagi Bangsa Indonesia. yang kemudian menyumbangkan pemikirannya, baik bergerak dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

Organisasi-organisasi didirikan, yang pada dasarnya bertujuan sama untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pergerakan Nasional lahir dan berkembang, bukan hanya terdorong keinginan untuk melepaskan diri dari penjajahan yang mengakibatkan penderitaan rakyat saja, namun juga terbukanya wawasan sehingga dapat mengetahui perkembangan dunia luar. Seperti kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang th 1904-1905, Gerakan nasional dari Negara lain (India, Turki, Philipina, dan Cina), ucapan presiden AS. Woodrow Wilson (mengatakan, “Bangsa-bangsa yang masih terjajah agar menentukan nasibnya sendiri).

Pergerakan nasional ini berbeda dengan perjuangan bangsa Indonesia sebelumnya. Pergerakan ini lebih bersifat kebangsaan / nasional, mengunakan sistim organisasi teratur, tidak terpusat kepada pimpinan. Pergerakan dilakukan oleh para pelajar yang memiliki pandangan jauh ke depan. Tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendidikan, sosial, ekonomi dan politik.

Politik Ets juga menumbuhkan golongan profesional, yaitu kelompok pekerja yang membidangi pekerjaannya berdasarkan keahlian dan keterampilan tertentu. Berdirinya organisasi professional di Indonesia sejak th 1900. hal ini didorong karena kaum pekerja memerlukan tempat untuk menyalurkan ide dan aspirasinya yang bersifat terbuka. Keinginan untuk memperbaiki status dan kesejahteraan. Serta terpengaruh organisasi-organisasi pekerja di Eropa.

Organisasi tersebut a.l ;
  • Staats Spoorwegen (1905), perkumpulan pekerja P.N. Kereta Api, masih dibawah pimpinan pegawai Belanda.
  • Vareeniging Van Spooren Tramweg Personeel (VSTP), th 1908 merupakan organisasi para pegawai bergerak dalam bidang jasa angkutan darat, kereta api dan trem.
  • Perserikatan Pegawai Penggadaian Bumi Putera (PPPBP), organisasi pegawai Indonesia dan jawatan Penggadaian.
Organisasi-organisasi tersebut awalnya lebih menitik beratkan pada kepentingan dirinya, namun lambat laun menjadi wadah yang ikut memperjuangkan kepentingan bangsa dan mampu menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia.

Hampir semua organisasi pergerakan nasional memiliki media massa sendiri sebagai pembawa suara organisasi. Pers merupakan alat komunikasi dalam perjuangan, menumbuhkan semangat kebangsaan bagi rakyat Indonesia, dan alat perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Beberapa organisasi pergerakan yang memiliki media massa a.l. ;
  • Budi Utomo, surat kabarnya Darmo Kondo dan Retnodoemillah.
  • Sarekat Islam, surat kabarnya Oetoesan Hindia, Pancaran Warta dan Saroetomo.
  • Indische Partij, surat kabarnya De Express, Het Tijdschrift, Thjahaja Timur, dan Kaoem Moeda.
  • Perhimpunan Indonesia, surat kabarnya Hindia Poetra terbit di Belanda th 1916. th 1924, namanya diubah menjadi Indonesia Merdeka.




Kembalinya Kolonial Belanda, Politik Etis (Balas Budi), Perkembangan Pendidikan Islam, dan Peran Golongan Terpelajar

Posted by : HIMAPPTA
May 15, 2016
0 Comments
Sejak abad 15 M telah terjalin hubungan dagang antara Asia Tenggara dan Asia Timur dengan Eropa. Barang dagang dari wilayah timur, baik Cina atau Indonesia, singgah di Gujarat-India. Dari Gujarat diangkut ke kawasan Laut Tengah. Barang dagangan itu ; sutra, barang-barang porselin, emas, perak, permadani, beras, dan rempah-rempah.

Di Laut Tengah adalah kawasan perdagangan Internasional yang secara langsung menghubungkan Asia dengan Eropa. Terdapat pusat-pusat perdagangan, seperti ; Tripoli (di pantai timur Laut Tengah), Konstantinopel (pusat pemerintahaan Romawi Timur), Athena, Pulau Kreta, Vanesia, Roma dan Genoa.

Th 1453 M, Konstatinopel/ Istambul dapat dikuasai Kerajaan Islam Turki Usmani dibawah pemerintahan Sultan Muhammad II. Perdagangan Laut Tengah mulai berada dibawah pengawasan Turki Usmani. Hal ini menyebabkan para pedagang Eropa menjadi kesulitan untuk mendapatkan barang-barang dagangan dari Timur, terutama rempah-rempah. Bila mendapatkannya pun harus dengan harga yang sangat mahal. Semua itu karena memang adanya persaingan dan pertentangan antara Turki Usmani dengan orang-orang Eropa setelah terjadinya Perang Salib.

Orang-orang Barat kemudian berlayar mencari jalan ke Timur menuju tempat asal rempah-rempah, sehingga mendorong terjadinya perubahan jalur perdagangan dari Barat ke Timur. Apalagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi pelayaran berkembang. Setelah Nicholas Copernicus mengemukakan teori Heliosentris ; bahwa bumi dan planet yang lain berbentuk bulat & berputar mengelilingi matahari.

Kisah perjalanan Marcopolo menuju Cina th 1272 M, yang ditulisdalam buku berjudul Imago Mundi artinya Keajaiban Dunia, tersebar dikalangan para pelaut dan pedagang dari saudagar Eropa.

Tehnologi pelayaran seperti peta, teropong bintang dan kompas juga telah ditemukan. Perintis penjelajah samudra adalah orang-orang Portugis, disusul bangsa Spanyol dan Belanda.

Untuk menghindari konflik dan persaingan Portugis-Spanyol, mereka mengadakan perjanjian Tordesillas th 1494 M ; bahwa bumi dibagi dua bagian, daerah-daerah Timur dikuasakan pada Portugis dan sebelah barat diberikan pada Spanyol.


Pelayaran Portugis

Bartolomeus Diaz berlayar dari Lisabon, ibu kota Portugal menyusuri pantai barat Afrika. 1486, sampai di ujung selatan Benua Afrika. Terpaksa berhenti karena angin bertiup cukup kencang, tempat itu disebut Tanjung Harapan. Tidak melanjutkan pelayaran ke Timur karena angin dan ombak tak bersahabat.

Vasco da Gama seorang pelaut Portugis yang diperintah Raja Manuel I (raja Portugis) th 1497, untuk mencari asal rempah-rempah. Berlayar dari Lisabon sampai ke Tanjung Harapan terus ke Mozambique. Berjumpa dengan para pelaut Islam yang disebutnya orang Moor. Memasuki Samudra Hindia dan Laut Arab. 1498, rombongan ini sampai di Kalkut dan Goa di pantai barat India, mendirikan kantor yang dilengkapi benteng.

Beberapa tahun kemudian, ekspedisi dilanjutkan Alfonso d’Albuquerque, seorang Portugis. Setelah sampai di perairan Selat Malaka, dengan armadanya ia kuasai Malaka th 1511.


Pelayaran Bangsa Spanyol

Christoper Colombus pada tgl 3 Agustus 1492 M berlayar mengambil arah barat melalui Samudera Atlantik. 12 Oktober 1492 mendarat di Kepulauan Bahama, Amerika. Ia mengira sudah sampai Hindia, penududuk yang ditemuinya didaerah itu ia namakan Hindian (Indian). Setelah itu menyusul ekspedisi pimpinan Amerigo Vespuci, melakukan penyelidikan di benua yang amat luas itu, tak jauh dari Kepulauan Bahama. Ia menyusun laporan / buku yang berkaitan dengan benua yang kemudian dinamakan Amerika, diambil dari nama Amerigo, sedang Colombus dianggap sebagai penemu dunia baru itu.

Ferdinand Magelhaens bersama rombongan denganlima buah kapal berangkat dari Spanyol 10 Agustus 1519 mengambil jalur seperti Colombus. Sampai di sebuah selat di ujung benua Amerika, mereka menyusuri selat itu yang kemudian disebut Selat Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan itu kemudian lebih dikenal dengan nama Filipina (diambil dari nama Raja Spanyol Philips III).



Pelayaran Bangsa Belanda

Barents pada th 1594 M berlayar melalui kutub Utara, untuk mencari rempah-rempah. Namun terhenti karena air laut membeku, di pulau Novaya Zemlya kemudian memutuskan kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.

Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal th 1595 M berlayar mencari asal rempah-rempah. Mengambil jalur seperti orang Portugis ke arah timur. Th 1596 tiba di Indonesia mendarat di Banten.





Pendudukan Bangsa Eropa di Indonesia


Malaka

Sebelum kedatangan Portugis, Malaka merupakan pusat perdagangan di wilayah Asia Tenggara. Malaka adalah Kerajaan Islam dengan kekuasaan meliputi Semenanjung Malaya, dan pantai timur Sumatera.

Setelah Portugis berhasil menduduki Goa-India th 1510 M, membangun koloni-koloni baru yang meluas ke wilayah Asia Tenggara. Th 1511 sebanyak 15 kapal perang dengan 1200 tentara dibawah pimpinan Alfonso de Alberqueque menyerang Kerajaan Malaka dan berhasil menguasainya.


Maluku

Setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis segera membuka jalur perdagangan ke daerah penghasil rempah-rempah. Pulau Maluku, penghasil utama cengkeh, pala dan lada, menjadi target utamanya. Pendaratan kapal-kapal Portugis pertama kali th 1512 M. kemudian menguatkan pengaruhnya dalam perdagangan di wilayah Maluku. Untuk memperluas jaringan perdagangannya, Portugis membuka hubungan dagang ke

Pulau Sumatera dengan Pasai, Barus, Pendir, Aceh, Siak, dan Minangkabau. Sementara di Pulau Jawa, Portugis membuka hubungan dagang dengan Kerajaan Sunda dan beberapa pusat perdagangan di Pantai Utara Jawa.

Selain Portugis, juga mendarat dan membuka perdagangan rempah-rempah di Maluku bangsa Eropa yang lain ; Inggris, Belanda dan Spanyol.

Namun dalam perkembangan selanjutnya Belanda yang berhasil menguasai wilayah Maluku setelah th 1602 membentuk serikat dagang yang diberi nama VOC (Verenigne Oost-Indische Compagnie), yang artinya ‘Perserikatan Dagang Hindia Timur’. Bangsa Indonesia menyebutnya ‘ Kompeni ’.

Tujuan VOC dibentuk untuk ;
  • Menghindari persaiangan dagang di antara pedagang Belanda.
  • Memperkuat persatuan menghadapi persaingan dengan pedagang bangsa Eropa lainnya.
  • Memperbaiki dan membantu perekonomian Belanda yang sedang perang melawan Spanyol.
Pemerintah Belanda sendiri, memberikan hak khusus pada VOC yang disebut hak octrooi ;
  • Hak mencetak uang sendiri. Mendirikan benteng dan membentuk tentara sendiri.
  • Mengadakan perundingan dengan para raja Nusantara.
  • Hak mengangkat gubernur jendral.
  •  Dan hak monopoli.

Penguasaan Belanda
Banten

Pelabuhan Banten merupakan pusat perdagangan rempah-rempah di wilayah Pantai Utara Jawa. Bangsa Eropa yang pertama kali singgah di Banten adalah Belanda. Rombongan mereka dipimpin oleh Cornelis de Houtman th 1595, karena kekasaran dan keangkuhan mereka, maka rakyat Banten tidak menyukai dan mengusir mereka.

Th 1598 mereka datang lagi, dipimpin Jacob Van Neck dan Warmijk. Selanjutnya mendirikan VOC, melalui VOC menjadi kekuatan terbesar mengungguli Spanyol, Portugis dan Inggris yang juga membentuk serikat dagangnya bernama EIC (East India Company). Para pedagang Inggris singgah di Banten th 1602, juga melakukan hubungan dagang dengan penghasil rempah-remah di Maluku, seperti ; Tidore, Ternate, Ambon

Pada th 1619 VOC mengangkat Gubernur Jendral pertamanya Pieter Both dengan pusat pemerintahannya di Ambon. Ketika pemerintahan Jan Pieterzoo Coen, pusat pemerintahan VOC dipindahkan dari Ambon ke Jayakarta (mereka menyebutnya Batavia) tgl 31 Mei 1926, karena letaknya lebih dekat dengan Tanjung Harapan.

VOC banyak melakukan keributan, penyelewengan, kerusuhan dan kekejaman terhadap pendududuk. Mereka melakukan Pelayaran Hongi, bertujuan menghukum penduduk yang menjual rempah-rempah kepada pihak lain.

Awal abad-18 M, VOC mulai menanamkan pengaruhnya, banyak wilayah Kerajaan Mataram Islam dikuasainya, seperti Karawang, Priangan, Semarang, Cirebon, dan Madura. Akhir th 1743 seluruh Pantai Utara Jawa dan Pulau Madura telah dikuasainya. Th 1757 Mataram dipecah menjadi dua ; kekuasaan Mangkunegaran dan Paku Alam melalui Perjanjian Giyanti.

Pergantian Kekuasaan dari VOC ke Belanda

Akhir abad ke 18 keadaan VOC makin memburuk, mengalami kebangkrutan akibat terjadi persaingan dalam perdagangan baik dengan Inggris (EIC) maupun persaingan di pasaran internasional, perdagangan gelap yang dilakukan terus oleh para pedagang Indonesia, dan krisis keuangan akibat korupsi para pegawai VOC biaya perang dan lainnya.

Sementara di negri Belanda sendiri sedang mengalami krisis ekonomi. Th 1795, Kerajaan Belanda dikuasai Prancis. Tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan.

Setelah VOC bubar, Indonesia diserahkan kepada pemerintahan Belanda (Republik Bataaf). Para pegawainya menjadi pegawai pemerintahan Belanda, hutangnya pun menjadi tanggungan Negara Belanda. Dengan demikian sejak 1 Januari 1800 Indonesia dijajah langsung oleh Negara Belanda dan disebut Hindia Belanda. Pemerintahan yang dijalankan Belanda, pemerintahan Kolonial di Indonesia, disebut pemerintahan Hindia Belanda.

Th 1806, Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte membubarkan Republik Bataaf dan mengangkat adiknya Louise Napoleon menjadi raja Belanda.

Th 1808 Louise Napoleon mengangkat Herman Willem Deandels menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda / Indonesia. Tugasnya untuk mengatur pemerintahan di Indonesia termasuk membereskan keuangan. Mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

H.W Deandels segera melaksanakan tugasnya. Di bidang pertahanan/ militer ; membuka pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. Membangun pangkalan laut di Merak dan Ujung Kulon. Membuat jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur), sepanjang + 1000 km, juga membangun gedung, jembatan dan sarana lain untuk keperluan Belanda yang semua dikerjakan dengan kerja rodi. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia.

Bidang Pemerintahan ; membagi pulau Jawa menjadi 9 Keresidenan. Para bupati di pulau Jawa dijadikan pegawai pemerintahan Belanda. Memperbaiki gaji dan memberantas korupsi serta memberikan hukuman bagi pegawai yang curang. Melaksanakan pemerintahan diktator.

Bidang Ekonomi ; menjual tanah-tanah pada partikelir/ swasta milik bangsa Belanda dan Tionghua. Memberlakukan aturan pajak dari hasil bumi (contingenten) dan Verplichte Laverentie. Melaksanankan kerja paksa tanpa upah/ rodi. Memperluas tanaman kopi/ Prianger stelsel.

Tindakan Deandels mengundang banyak protes baik dari rakyat Indonesia maupun bangsanya sendiri / Belanda Deandels dipanggil pulang ke negrinya dan digantikan Gubernur Jendral Jan Willem Yansen, saat itu menghadapi serangan Inggris. Akhirnya Belanda tak mampu menghadapi serangan Inggris dan menyerah dengan manandatangani ‘ Kapitulasi Tuntang ‘ 18 September 1811.



Penguasaan Inggris


Untuk menjalankan Kekuasaannya, pemerintahan Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jendral di Indonesia, dibantu oleh sebuah Dewan Penasehat yang terdiri dari 3 orang ; Gillespie, Cranssen dan Montinghe.

Raffles memerintah berdasarkan prinsip-prinsip liberalisme / ajaran yang manjunjung tinggi kebebasan individu. Ia ingin meniru praktek pemerintahaan Inggris di India. Kebijakan yang dilakukannya ;

Dalam Bidang Pemerintahan

  • Membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan.
  • Mengurangi kekuasaan para bupati (bupati dijadikan pegawai pemerintahaan dengan di gaji).
  • Menerapkan pengadilan dengan sistem juri.
  • Bertindak sewenang-wenang terhadap para raja ;
  1. Sultan Baharuddin, raja Palembang dipaksa turun tahta dan diganti Najamuddin, raja baru ini dipaksa menyerahkan Bangka dan Belitung. 
  2. Sultan Hamengkubuwono II (sultan sepuh) dipecat dan diganti Sultan Hamengkubuwono III. Raja baru ini kemudian dipaksa menyerahkan Madiun dan Kedu.
  3. Mendirikan kerajaan-kerajaan kecil dalam wilayah kerajaan Yogyakarta ; Paku Alaman, sebagai rajanya Pangeran Nata bergelar Paku Alam I.
  4. Menghapus Kesultanan Banten dan Cirebon.

Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
  • Menyusun buku sejarah ‘ History of Java ’ / Sejarah Jawa.
  • Bersama Arnoldi menemukan bunga bangkai raksasa yang kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldi.
  • Membentuk / menyokong perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, seperti Bataviaasch Genootschap di Harmoni, Jakarta.
  • Isteri Raffles, Olivia Marianne berjasa merintis Kebun Raya Bogor.

Dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan
  • menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan penyerahan hasil bumi.
  • melarang adanya perbudakan.
  • Menganjurkan perdagan bebas.
  • memberlakukan sistem pajak tanah / Landrente.
  • menghapus system kerja paksa, kecuali daerah Priangan dan Jawa Tengah.
  • menghapus ‘ Pelayaran Hongi ’ dan segala jenis tindakan pemaksaan di Maluku.
  • menjual tanah, antara lain di Karawang, Priangan, Semarang dan Surabaya kepada pihak partikelir.

Namun dalam prakteknya kebijakan-kebijakan itu dilanggarnya sendiri. Alexander Hare, seorang residen Banjarmasin diizinkan mempekerjakan 3000 orang Jawa diperkebunan secara rodi/ paksa. Para pekerja itu umumnya menderita, banyak yang tak bisa pulang dan diperlakukan sebagai budak belian, sehingga banyak yang meninggal dunia. Peristiwa ini disebut Banjarmasin Enormity.



.  





Pelayaran Bangsa Eropa Mencari Rempah-rempah dan Pendudukan Bangsa Eropa di Indonesia

Posted by : HIMAPPTA
May 11, 2016
1 Comment

- Copyright © 2013 HIMAPPTA - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -


Published By Btemplateseo