Posted by : HIMAPPTA May 05, 2016

Nenek moyang

Menurut sejarah, 2000 th Sebelum Masehi. Terjadi perpindahan secara besar-besaran dilakukan oleh bangsa-bangsa Austronesia dari Birma, Muangthai dan Malaka.

Namun ada sumber yang mengatakan bahwa nenek moyang kita berasal dari provinsi Yunan, Daratan Cina Selatan 1500 SM. mereka datang mengunakan perahu bercadik (perahu Layar). Keberanian nenek moyang kita diabadikan dalam sebuah lagu anak-anak tempo doeloe, . . .

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengayuh luas samudra
Menerjang ombak, tiada takut
Menempuh badai sudah biasa.

Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur, ditepi pantai
Pemuda brani, bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai.

Awalnya nenek moyang kita menganut Animisme (memuja roh nenek moyang/ roh halus) dan Dinamisme (mempercayai kekuatan gaib benda-benda).

Kebudayaan nenek moyang kita telah maju waktu itu, mereka telah mengenal cara bercocok tanam, beternak dan berdagang.

Abad 8 sebelum Masehi perkembangan pengaruh Hindhu di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan sebagainya. Yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Mempengaruhi tatanan kehidupan dan kepercayaan, hingga tumbuhlah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu- Buddha.

Sebelumnya, para pemimpin biasanya dipilih karena kebijaksanaannya, ilmunya, ataupun kesaktiannya. Bukan dari garis keturunan.
Namun pengaruh Hindhu-Budha yang dibawa para pedagang, menumbuhkan berdirinya Kerajaan-kerajaan. Sehingga para pimpinan suku/ masyarakat menjadi raja dan dari keturunannya.

Kerajaan-kerajaan itu antara lain ;

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berdiri diabad IV masehi / 400 m, kerajaan tertua di Indonesia. terletak di Pulau Kalimantan di tepi sungai Mahakam, kabupaten Muarakaman, Kalimantan Timur.

Dibuktikan dengan diketemukannya 7 Prasasti / yupa yang berbentuk tugu batu bertuliskan huruf Pallawa dan mengunakan bahasa Sansekerta. Fungsi dari yupa sebagai tiang untuk menambatkan hewan yang akan di korbankan. Kutai kemudian dikenal sebagai “ Negri Tujuh Yupa”.

Dari yupa ini diketahui bahwa kerajaan Kutai pernah diperintah oleh 3 orang raja ;
  1. Kundungga
  2. Aswawarman (putra Kundungga) digambarkan sebagai dewa matahari. Ia memiliki 3 anak, dari  ketiganya  
  3. Mulawarman adalah raja yang baik, kuat dan kuasa. Mulawarman (putra Aswawarman) selain sebagai raja terakhir juga merupakan raja terbesar.
Mulawarman, raja mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada Brahmana di tempat tanah yang sangat suci “ Waprakecvara”. Prasasti-prasasti tersebut menggambarkan keadaan sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kutai



Raja Mulawarman disebutkan sebagai raja terbesar karena mampu mengalahkan raja-raja di sekitarnya. Pemerintahannya dikatakan maju, dekat dengan kaum Brahmana dan rakyatnya.

Mengenai kasta-kasta terpengaruh India. Keluarga Kundungga pernah mengadakan upacara Vratyastoma, yaitu; upacara pensucian diri untuk masuk pada kasta ksatria. Memuja Dewa Syiwa.

Banyaknya lembu yang disedekahkan, menunjukkan kemajuan dalam peternakan, begitu juga dalam bidang pertanian, karena Kutai terletak di tepi sungai.

Kerajaan Tarumanegara

Terletak di Jawa Barat, diantara tiga daerah ; Krawang-Jakarta-Bogor. Peninggalannya berupa 7 Prasasti berhuruf Pallawa berbahasa Sansekerta yang ditulis + abad V Masehi ;

1. prasasti Ciaruterum, dekat kota Bogor terdapat gambar bekas tapak 2 kaki.
2. prasasti Kebon kopi, terdapat bekas gambar tapak kaki gajah sang raja.
3. prasasti Jambu
4. prasasti Tugu di desa Tugu, Cilincing Jak-utara
5. Prasasti Lebak disebut juga prasasti Cidanghiang. Terletak di kampung Lebak Provinsi Banten.
6. prasasti Pasir Awi
7. prasasti Muara Cianten Bogor, Jawa Barat.

Keterangan mengenai kerajaan Tarumanegara diperoleh juga dari musafir Cina Fa-Hien yang datang ke Jawa th 414 M, ia menyebut kerajaan To-lo-mo (maksudnya Taruma).

Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman, menganut agama Hindhu aliran Vaisnawa. Memerintah lebih dari 22 th. Dikenal sebagai raja yang dekat dengan kaum Brahmana dan memikirkan kepentingan rakyat.

Dari penemuan letak prasasti diperkirakan kemungkinan letak wilayahnya sampai di Banten Selatan. Sudah menjalin kerjasama dengan India dan Cina. Berdasarkan berita Fa-Hien, agama Buddha sudah mulai masuk. Perekonomiannya tertumpu pada sektor pertanian. Kemajuan perekonomian terlihat dari sedekah raja kepada para Brahmana berupa 1000 ekor lembu.



Kerajaan Kaling

Diperkirakan di Jawa Tengah. Kaling / Ho-ling berasal dari nama Kalingga, sebuah kerajaan di India Selatan. Berdasarkan berita dari Cina, Dinasti Tang (618-906).

Dari sumber tersebut pada th 647 M, kerajaan ini diperintah oleh Ratu Si-mo/ Sima. Yang memerintah dengan keras dan disiplin (baca kisah Ratu Sima dalam Legenda).


Kerajaan Kaling, kotanya dikelilingi oleh pagar kayu, istananya berupa rumah yang bertingkat yang ditutup atap. Tempat duduk sang raja ialah Peterana (singgasana) gading. Orang-orangnya sudah pandai baca-tulis dan hidup rakyatnya makmur.

Th 664 M, seorang pendeta Buddha dari Cina bernama Hwining datang ke Kaling. Menetap selama 3 th, menterjemahkan kitab Buddha Hinayana dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Cina, dengan bantuan pendeta setempat bernama Janabrada.

Peninggalan sejarah berupa prasasti terdapat di desa Tukmas kaki gunung Merbabu. Prasasti tersebut bertuliskan th 650 M dengan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta.



Kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan Kanjuruhan tertulis dalam prasasti Dinaya, ditemukan di sebelah Barat Laut Malang, Jawa Timur. Tertulis dengan huruf Kawi berbahasa Sansekerta, angka tahunnya 682 Caka =760 M.

Isinya menceritakan pada abad ke 8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan, rajanya bernama Dewa Simha dibawah lindungan api Putikecvara. Mempunyai putra yang bernama Liswa, setelah naik Tahta melalui upacara abhiseka Liswa bernama Gajayana. Liswa mempunyai putri yang bernama Utteyana, yang menikah dengan Janania.

Gajayana beragama Hindhu Syiwa. Selama masa pemerintahannya Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Bangunan itu bernama candi Badut. Disebutkan pula, semula arca yang dibuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Peresmian dilakukan pada th 760 M.


Kerajaan Sriwijaya

Berdiri pada abad VII/ 7 M. berpusat di Palembang Sumatra Selatan (Muara sungai Musi). raja pertama Dapunta Hyang, bergelar Sri Jayanegara.

Mengalami zaman keemasan dibawah pimpinan Raja Balaputradewa, putra Samaratungga dari Jawa pada abad ke 9. wilayahnya meliputi hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu, itulah sebabnya Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara pertama.

Dikenal sebagai kerajaan Maritim, karena mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah perairan yang luas.

Sebagai pusat pendidikan, penyebaran agama Budha, bukti catatan I-tsing dari Cina pada th 685 M, menyebut Sriwijaya dengan She-le-fo-she. Sumber-sumber yang menguatkan adanya Kerajaan Sriwijaya selain prasasti-prasasti yang ditemukan, berita dari Cina, tambo (dinasti T’ang), Dinasti Sung, dan Chau You Kwa (dalam bukunya Chu Fan Chi), India juga Arab. + th 1011-1023, datang pendeta dari Tibet bernama Atica untuk memperdalam agama Budha.

Bukti yang lain adalah Sakyakirti (pendeta setempat yang sangat terkenal) dan Dharmapala dari India, seorang guru agama Budha yang terkenal. Banyak pula pemuda Sriwijaya yang dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda (India) untuk belajar agama Budha.

Dan sebagai pusat perdagangan karena Palembang sebagai jalur perdagangan nasional dan internasional. Banyak kapal-kapal yang singgah sehingga menambah pemasukan pajak.


Peninggalan sejarah berupa Candi Muara Takus dan bangunan tempat suci Biara Bakal, prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa berbahasa Melayu Kuno, yaitu ;

  • Prasasti Kedukan Bukit (605 C =683 M), isinya Kerajaan Sriwijaya yang berkembang pada abad 7 M, diawal perkembangannya rajanya bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalalanan suci untuk memperluas wilayahnya.
  • Prasasti Talang Tuo (684 M),
  • Prasasti Telaga Batu / ketiga prasasti tersebut ditemukan di dekat Palembang,
  • Kota Kapur di Pulau Bangka (686 M),
  • Karang Berahi di Jambi (684 M).

Pada abad ke XI/ 11, kejayaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Penyebabnya adalah ;
  1. Sejak abad X M telah terjadi persaingan ekonomi antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
  2. Serangan kerajaan Colamandala dari India Selatan th 1025 & 1068. pada serangan ini Raja Sriwijaya bernama Sri Sangramawijaya Tunggawarman tertawan.
  3. Serangan tentara Kerajaan Singosari th 1275 dalam ekspedisi Pamalayu.
  4. Kerajaan Kediri di Jawa Timur memperluas wilayahnya ke Sriwijaya.
  5. Pada abad ke XIV/ 14, berdiri Kerajaan Majapahit yang membuat kejayaan Sriwijaya semakin pudar.
  6. Kerajaan Sriwijaya akhirnya runtuh akibat serangan kerajaan Majapahit pada th 1377 M.

Kerajaan Mataram Hindu 
Kerajaan Mataram Hindhu/ Mataram Lama ditemukan dalam Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M. prasasti ini ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat Desa Sleman-Yogyakarta.

Berbahasa Sansekerta, huruf Pallawa. Isinya menerangkan asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga (yang dimaksudkan sebagai ungkapan terima kasih kepada Dewa Syiwa) di bukit Stingga.

Diperkirakan letaknya sekitar daerah Kedu sampai sekitar Prambanan, berdasarkan letak prasasti yang ditemukan. Dalam Prasasti Kedu th 907 M dibuat raja Balitung

Prasasti Wanua Tengah III ditemukan bulan November 1983 di Desa Dukuh Dunglo, Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung,



Jawa Tengah. Tertulis dalam lempengan tembaga I, II, berhuruf Jawa Kuno bahasa Sansekerta dibuat oleh Raja Balitung th 830 C = 908 M.

Berisi perubahan status tanah Sima Wihara di Pikatan ditetapkan menjadi Pelungguh raja atas perintah Raja Balitung. Selain itu juga ditulis urutan raja Mataram Hindhu lengkap dengan th pemerintahannya.
No
Nama
Naik tahta
1
Rakai Mataram Sanjaya
-
2
Rakai Panangkaran
668 C
 (7-10-746M)
3
Rake Panaraban
706 C
(1-4-784M)          
4
Rake Warak Dyah Manara
725 C
(28-3-803 M)
5
Dyah Gula
749 C
(5-8-827 M)
6
Rake Garung
750 C
(24-1-828 M)
7
Rake Pikatan Dyah Saladu
768 C
(22-2-847 M)
8
Rake Kayuwangi Dyah Lokapala
777 C
(27-5-855 M)
9
Dyas Tagwas
806 C
(5-2-885 M)
10
Rake Panumbangan Dyah Dewendra
807 C
(27-9-885 M)
11
Rake Gurunwangi Dyah Badra
808 C
(27-1-887 M)
12
Rake Wungkal Humalang Dyah Jbang
816 C
(27-11-894 M)
13
Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung
820 C
(23-5-898 M)


Selain Dinasti Sanjaya, di Mataram terdapat Dinasti Syailendra, dengan urutan raja sebagai berikut ;
  1. Bhanu
  2.  Visnu, prasasti Ligor
  3. Indra
  4. Smaratungga
  5. Pramodyawardani/ Cri Kahulunan yang menikah dengan Pikatan dari Dinasti Sanjaya.
  6. Balaputra
Raja-raja Dinasti Syailendra memerintah bersama-sama karena terjadi perkawinan antara Pramodyawardani dan Pikatan. Pemerintahan kedua Dinasti yang berbeda Agama dapat berjalan dengan rukun.

Namun Balaputradewa perang melawan Pikatan. Balaputradewa kalah, kemudian lari ke Swarnadwipa dan berhasil menjadi raja di Sriwijaya.

Sesudah raja Balitung memerintah masih ada beberapa nama lagi seperti ; Daksa (910-119), Tulodong (919-921) dan Wawa (921-927). Sesudah Wawa wafat digantikan menantunya Mpu Sindok, yang kemudian memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan Dinasti Isyana th 928 M.




Medang Kamolan

Setelah Wawa wafat, tahta digantikan menantunya bernama Mpu Sindok, yang kemudian memindahkan Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur dan memberi nama Kerajaan Medang Kamolan.

Alasan pemindahan itu untuk menghindari serangan dari Kerajaan Sriwijaya, akibat ketidak harmonisan hubungan keduanya. Selain itu di Jawa Timur ada Sungai Brantas yang bisa menunjang sarana transportasi.

Mpu Sindok wafat th 949 M dan digantikan Darmawangsa. Namun pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan dari kerajaan Wora Wari, yang mengakibatkan tewasnya Darmawangsa th 1016 M, dikenal sebagai peristiwa Pralaya.

Sebagai gantinya Airlangga naik tahta. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Medang Kamolan mencapai kejayaan. Sebelum Ailangga wafat, Medang dibagi dua kerajaan untuk kedua putranya. Yaitu ;
  • Kerajaan Jenggala berpusat di Kahuripan
  • Kerajaan Panjalu berpusat di Kediri/ Daha.
Peninggalan Kerajaan Medang antara lain ;
  1. Kitab Cawang Arang yang berisikan perlawanan Ratu Indriah pada Airlangga.
  2. Kitab Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa
  3. Prasasti Calcuta (1042 M) berisi tentang silsilah Airlangga.
  4. Prasasti Talon
  5. Prasasti Sumengko.

               
                                               Mpu Sindok            

   Isyanatunggawijaya                   Lokapala


                  Makutawangsawardana
      
            
      
                 Gunapriyadharmapadni            Udayana


                                                   
                                                  Airlangga




Selain silsilah Raja Airlangga, isi Prasasti Calcuta ;
  • Peristiwa penyerangan raja Wora-Wari.
  • Pelarian Airlangga ke hutan Wonogiri.
  • Pendirian pertapaan di Pucangan. Perang Airlangga melawan raja Wengker 


Kerajaan Kediri
Bermula dari pembagian kerajaan Medang Kamolan oleh Raja Airlangga, yaitu ; Jenggala dan Panjalu. Tujuannya untuk menghindari perebutan kekuasaan diantara kedua putra Airlangga, sang raja berharap kerukunan keduanya.

Namun, ternyata Jenggala dan Panjalu tidak bisa hidup berdampingan bahkan terjadi perebutan kekuasaan yang dimenangkan oleh Kerajaan Panjalu yang berpusat di Kediri.

Raja-raja Kediri …
  1. Bamec Wara
  2. Jaya Baya 
  3. Sarvec Vara 
  4. Ary Yacvara 
  5. Kamac Vara 
  6. Kerta Jaya 

Bamec Wara/ Bameswara memerintah th 1115-1130, dikenal sebagai Raden Panji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkan lambang Negara berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana.

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Jaya Baya (raja yang dikenal dengan ramalan Jaya Baya). Sastra berkembang a.l;

õ Kitab Barata Yuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.

õ Kitab Hari Wangsa karya Mpu Panuluh

õ Kitab Gatot Kaca Sraya karya Mpu Panuluh



Peninggalan sejarah Kediri selain kitab-kitab diatas, ada kitab Sumanasantika dan beberapa Prasasti, antara lain ; Prasasti Pandeglang, Prasasti Penumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti Angin, Prasasti Samandhing.

Pada saat Kerta Jaya berkuasa, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ken Arok th 1222 M, yang mendirikan Kerajaan Singosari dan menjadikan Kediri sebagai salah satu kekuasaannya.

Kerajaan Kediri sempat mengambil alih kekuasaan dari Singosari pada masa pemerintahan Jaya Katwang. Namun tidak berlangsung lama karena Kerajaan Kediri diserang oleh Kerajaan Cina dibantu Raden Wijaya (Majapahit).



Kerajaan Singosari

Sumber sejarah tentang Singosari terdapat dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama.

Pararaton, disebut juga Katuturanira Ken Arok, isinya menceritakan riwayat Ken Arok dari lakhir sampai menjadi raja dan urutan raja-raja Singosari. Kitab itu tidak ada nama penulisnya.

Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca, seorang pujangga kraton Majapahit th 1365, isinya tentang pandangan falsafat hidup, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci Hayam Wuruk ke tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singosari. Kitab ini juga memuat riwayat Ken Arok.


Kerajaan Singosari terletak di Tumapel, Malang Jawa Timur. Didirikan oleh Ken Arok (lihat Legenda Ken Arok) th 1222 M setelah mengalahkan kerajaan Kediri, Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Ini menunjukkan Singosari Kerajaan Hindhu.

Ken Arok bergelar Sri Rajasa Sang Amurwahbumi memerintah sampai th 1227 M. kemudian Anusapati (1227-1248 M), Tohjoyo (1248 M), Ranggawuni setelah melakukan pemberontakan bersama Mahisa Campaka memerintah + selama 20 th (1248-1268 M) lalu putra Ranggawuni Kertanegara (1268-1292 M).

Mencapai puncak kejayaan dibawah pimpinan Kertanegara. Dalam perluasan wilayah dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu 1275 M. Wilayahnya mencapai Pahang, Melayu, Kalimantan Barat, Maluku dan Bali.

Kertanegara mengadakan kerjasama dengan kerajaan Campa di Indocina untuk menghadapi serangan dari Raja Kubilai Khan dari Cina.



Kertanegara mengadakan kerjasama dengan kerajaan Campa di Indocina untuk menghadapi serangan dari Raja Kubilai Khan dari Cina.

Cina sendiri telah tiga kali mengirimkan utusan ke Singosari, agar tunduk dan mengakui kekuasaan Cina. Namun di tolak oleh Kertanegara.

Th 1289 M datang lagi utusan Cina yang dipimpin oleh Meng-Ki. Saat itu, Kertanegara sudah siap menghadapi Cina. Meng-Ki di sakiti dan disuruh pulang ke negrinya. Kejadian ini membuat Ku Bilai Khan marah dan bersiap untuk menyerang …

Cita-cita Kertanegara menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan di Nusantara dibawah payung kekuasaan Kerajaan Singosari. Cita-cita ini dikenal sebagai Wawasan Nusantara I.

Politik perluasan wilayah yang dicanangkan Kertanegara, membuat banyak pasukan dikirim ke luar daerah.

Saat pasukan penjaga istana berkurang, Singasari diserang oleh raja Jayakatwang dari Kediri dalam peristiwa itu Kertanegara tewas, dan di candikan di dua tempat, Candi Jawi dan Candi Singosari.

Kertanegara sebagai raja terakhir dan terbesar di Singosari, diabadikan di beberapa tempat. Arca Kertanegara terkenal, dinamakan Joko Dolog di Surabaya. Wafatnya Kertanegara mengakhiri riwayat Kerajaan Singosari.



Leave a Reply

SIlahkan berkomentar atau berdikusi disini.

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 HIMAPPTA - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -


Published By Btemplateseo